Ini Lah Tradisi Kerudung Dalam Peradaban Kuno
Tercatat bahwa penggunaan kerudung pertama dilakukan di Mesopotamia oleh bangsa Asyur sekitar 1380 SM – 612 SM. Masa itu kerudung adalah sepotong kain tenun berbentuk persegi dari kain linen, wol, atau kapas yang digunakan perempuan untuk menyembunyikan wajah mereka dari pandangan publik. Dalam aturan bangsa Asyur kuno, kerudung menandakan strata sosial bagi perempuan. Hukum Asyur mewajibkan setiap perempuan kelas atas, istri, anak perempuan, dan janda untuk memakai kerudung. Para budak dan pelacur dilarang untuk memakainya.
Kerudung masa itu berfungsi sebagai alat perlindungan dari seorang ayah atau suami terhadap anak perempuan atau istrinya. Wajah perempuan yang belum menikah atau yang sudah menikah tidak akan dapat memikat. Seorang Istri, anak perempuan, dan janda akan dihukum berat karena tidak menutupi wajah mereka di depan umum. Penerapan hukum tersebut juga berlaku bagi para pria. Apabila mereka mengetahui ada pelacur atau budak yang menggunakan kerudung tapi tidak melaporkannya kepada “pihak berwenang” maka ia akan akan mendapatkan hukuman dalam bentuk cambukkan, dimutilasi (seperti sebelah tangannya dipotong), atau dipenjara. Kerudung adalah salah satu pakaian pertama yang memiliki aturan hukum.
Sementara itu dalam Kerajaan Yunani Kuno pada kurun waktu 900 SM – 200 SM, perempuan diharuskan memakai pakaian yang tertutup. Kerudung saat itu hadir dalam berbagai bentuk untuk menutupi kepala. Salah satu kerudung yang paling umum dipakai saat itu bernama “Kredemnon”. Berasal dari kata “Kare” yang berarti kepala, dan “Deo” yang bermakna mengikat. Jadi secara harfiah Kredemnin berarti “kepala mengikat atau pengikat kepala”. Kata tersebut juga digunakan untuk menunjukkan benteng kota. Dengan demikian kata Kredemnin juga bermakna perlindungan untuk perempuan terutama dari bahaya seksualitas.
Namun banyak ilmuwan yang berpendapat bahwa alasan perempuan Yunani menggunakan penutup kepla bukan karena mereka berada di bawah tekanan atau alasan kewajiban serta berkaitan dengan moral. Penggambaran yang ditemukan dari beberapa tembikar kuno menyimpulkan bahwa penggunaan kerudung di kalangan perempuan Yunani bertujuan untuk menjaga rambut mereka agar tetap pada tempatnya atau sebagai hiasan di kepala. Penutup kepala di dalam kebudayaan Yunani Kuno disebut dengan “Himation”. Kerudung atau penutup kepala ini diikatkan hingga melilit leher tanpa menutupi wajah.
Pada masa modern ini penggunaan penutup kepala atau kerudung masih dipertahankan di beberapa budaya. Di India, dapat dilihat bahwa perempuan Hindhu juga menggunakan kerudung. Atau dalam agama Sinto yang dalam beberapa tradisi keagamaanya, perempuan akan menggunakan kerudung. Dalam agama Katolik juga digambarkan jika Bunda Maria selalu menggunakan penutup kepala. Setiap agama dan tradisi akan memiliki aturan serta nama yang berbeda berkaitan dengan kerudung. Jika dalam agama Islam, kerudung disebut dengan Jilbab dan diwajibkan untuk setiap muslimah. Sementara itu dalam agama Katolik kerudung akan disebut dengan Tudung atau Matilla dan biasanya hanya digunakan oleh para Biarawati.
ARTIKEL SEJARAH KUNO
(meland) Link Agen Judi



p
BalasHapusayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
BalasHapushanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add pin bb nya D87604A1
terimakasih ya waktunya ^.^